SEJARAH BERDIRINYA KOTA JOGJAKARTA

Keberadaan Kota Yogyakarta tidak bisa lepas dari keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi yang memperjuangkan kedaulatan Kerajaan Mataram dari pengaruh Belanda, merupakan adik dari Sunan Paku Buwana II. Setelah melalui perjuangan yang panjang, pada hari Kamis Kliwon tanggal 29 Rabiulakhir 1680 atau bertepatan dengan 13 Februari 1755, Pangeran Mangkubumi yang telah bergelar Susuhunan Kabanaran menandatangani Perjanjian Giyanti atau sering disebut dengan Palihan Nagari . Palihan Nagari inilah yang menjadi titik awal keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Pada saat itulah Susuhunan Kabanaran kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I. Setelah Perjanjian Giyanti ini, Sri Sultan Hamengku Buwana mesanggrah di Ambarketawang sambil menunggui pembangunan fisik kraton...........

This is Vedreburg Fortress

Benteng Vedreburg merupakan bekas pertahanan pasukan belanda pada saat jaman penjajahan dulu, berada di sebelah utara permpatan kantor pos besar di ujung selatan jalan Malioboro.

This is Kraton Yogyakarta

Keberadaan Kota Yogyakarta tidak bisa lepas dari keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi yang memperjuangkan kedaulatan Kerajaan Mataram dari pengaruh Belanda, merupakan adik dari Sunan Paku Buwana II.

This is Tamansari Water Castle

Taman Sari atau yang biasa dikenal dengan Water Castle merupakan salah satu peninggalan bersejarah di Kota Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1758 oleh Sultan Hamengkubuwono I.

This is Stage Krapyak

Merupakan bekas tempat beristirahat Kerabat Kraton saat berburu binatang oleh keluarga kraton, dan merupakan titik imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Tugu Djogja, Kraton, Panggung Krapyak dan Laut Selatan.

This is Prambanan Temple

Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.

This is Taman Pintar

Taman Pintar adalah salah satu andalan wisata di kota Jogja, sebagai wisata pendidikan ini memang ditujukan anak–anak untuk dan pelajar. Disebut “Taman Pintar”, karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi.

This is Malioboro

Malioboro adalah detak jatung keramaian kota Yogyakarta yang terus berdegup kencang sampai sekarang mengikuti perkembangan jaman dan sampai sekarang pula Malioboro masih terus bertahan sebagai kawasan perdagangan dan menjadi salah satu daerah yang mewakili wajah kota Yogyakarta.

This is KaliSuci

Kawasan Karst Kalisuci merupakan salah satu bagian dari Kawasan Karts Gunungsewu yang membentang hingga tiga kabupaten, yakni Kabupaten Gunungkidul (DIY), Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), dan Kabupaten Pacitan (Jawa Timur). International Union of Speleology mengusulkan agar Kawasan Karst Gunungsewu termasuk Gua Kalisuci masuk ke dalam salah satu warisan alam dunia pada tahun 1993.

This is Ratu Boko Temple

Candi Ratu Boko memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh candi-candi lainnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah, yang pada umumnya dibuat hanya untuk tempat ibadah. Peninggalan di situs Candi Ratu Boko menunjukkan bahwa bangunan tersebut memiliki sifat profan yang ditunjukkan dengan keberadaan keputren dan paseban.

This is Krakal Beach

Pantai Krakal merupakan pantai yang paling indah, di antara seluruh hamparan pantai di sepanjang pulau Jawa. Pantai ini akan dibangun menjadi kawasan pantai dan perkampungan wisatawan, khususnya wisatawan asing.Krakal adalah pantai dengan pasir putih yang diselingi dengan karang. Krakal terbentang di ujung dari rangkaian pantai di sisi tenggara Gunungkidul, diantaranya Baron dan Kukup.

This is Pulau Cemeti

Pulau Cemeti adalah sebuah bangunan tinggi yang berfungsi sebagai tempat beristirahat, sekaligus sebagai tempat pengintaian. Bangunan inilah satu-satunya yang akan kelihatan apabila kanal air terbuka dan air mengenangi kawasan Pulau Kenanga ini. Disebutkan bahwa jika dilihat dari atas, bangunan seolah-olah sebuah bunga teratai di tengah kolam sangat besar.

Kamis, 30 Agustus 2012

GUNUNGAN KETUPAT

TRADISI GUNUNGAN KETUPAT

      Gunungan yang terbuat dari hasil bumi, mungkin sudah lazim dan sering kita saksikan di kota Jogya yang kita cintai. Tapi jika yang dikirap atau gunungan terbuat dari kupat tergolong langka, apalagi tradisi ini dilakukan didaerah perkotaan. Sebagai rangkaian dari memeriahkan usai lebaran, di kampung Wisata Budaya Pandeyan Umbulharjo jogjakarta menggelar tradisi ini atau sering disebut “Ba’do Kupat”. Tradisi ini dilakukan dengan cara mengarak gunungan yang terbuat dari kupat yang dikawal bregodo prajurit lombok abang serta diiringi berbagai kesenian barongsai, jatilan dan juga musik tradisional gejog lesung. Seperti pada gunungan2 umumnya, setelah dikirab keliling gunungan “Ketupat” lantas didoakan dan diperebutkan oleh warga.
      Tradisi yang mulai digelar pertama pada tahun 2011, juga sekaligus untuk merti dusun atau kampung ini biasanya dilakukan 7 hari setelah Hari Raya Idul Fitri dan akan menjadi even tahunan di Kampung Pandeyan Umbulharjo. Dan dengan kekuatan budaya yang dimiliki ini diharapkan di Kelurahan Pandeyan dapat berdampak positif terutama bagi peninkatan kesejahteraan warga yang sebagaian warga Pandeyan berprofesi sebagai pengayuh becak wisatawan. Oleh karena itu seluruh potensi budaya turut ditampilkan dalam kirab Ba’do Kupat ini, sehingga yang menyaksikan baik warga maupun wisatawan dapat memunculkan kesadaran untuk ikut uri-uri kebudayaan.
      Tujuan utama kirab gunungan kupat ini sebenarnya untuk kebersamaan masyarakat Pandeyan, makanya diakhir kirab ini ada kenduri atau kembulan atau juga makan bersama tanpa memandang status sosia, semua warga jadi satu dan saling maaf memaafkan dan mensyukuri dengan rejeki yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.